Saturday, June 20, 2015
Filled Under: cerita, lucu
Suatu ketika, Abu Nawas shalat menghadap ke kiblat dengan sajadah yang arahnya terbalik. Sesudah shalat, orang-orang mengegur Abu Nawas karena kesalahan arah sajadah itu. Lalu Abu Nawas bertanya, "Apakah arah shalatku salah?"
"Tidak, hanya arah sajadah Anda yang salah!"
"Kalau begitu, tegur saja sajadahku. Jangan aku!"
Pasar Saja Tidak Tahu
Seorang rahib menghampiri Abu Nawas muda yang sedang bermain kelereng. Ia bertanya kepada Abu Nawas, "Hai nak, mana arah ke pasar?"
"Siapakah Anda? tanya Abu Nawas.
"Saya seorang rahib!"
"Apa itu rahib?" tanya Abu Nawas yang nampak asing dengan kata itu.
"Rahib adalah orang yang bertugas untuk membimbing manusia menuju surga."
"Bagaimana Anda membimbing manusia ke surga, kalau arah pasar saja Anda tidak tahu!"
Pameran Lukisan
Abu Nawas pernah berprofesi sebagai pelukis. Saat 50 lukisan telah diselesaikannya, ia bermaksud menyelenggarakan pameran lukisan di Balai Desa. Pameran itu dibuka oleh Kepala Desa dengan acara pemukulan bedug. Setelah dibuka, berbondong-bondong orang masuk ingin menyaksikan lukisan karya Abu Nawas. Namun betapa kagetnya, karena yang mereka lihat adalah sekumpulan lukisan yang dibungkus kain putih. Jadi mereka tidak bisa menikmati lukisan-lukisan itu, hanya bisa melihat kain putihnya saja.
Ketika ditanya kenapa dia melakukan itu, Abu Nawas menjawab "Sekarang ini banyak orang suka meniru. Kalau lukisan itu dibuka, saya takut sudah ditiru sebelum membeli!"
Siapa yang Bernama Saya
"Siapa yang belum makan?" tanya Abu Nawas pada segerombolan pengemis yang mendatanginya.
Secara serentak semua pengemis menjawab, "sayaaa...!"
"Baiklah, yang bernama 'saya' harap maju ke depan!"
Para pengemis itu heran, saling pandang lalu tiba-tiba berebut maju ke depan.
Kini Abu Nawas yang keheranan, "Apakah Anda semua bernama 'saya'?"
Karena takut tidak kebagian makanan, secara serempak mereka menjawab, "betuul!"
"Kalian pasti bohong, bagaimana mungkin nama kalian sama! Pasti diantara kalian ada yang bohong!"
Ketika diperiksa tanda pengenalnya, tidak ada satupun yang bernama "saya". "Lalu, siapa tadi yang belum makan?"
Kayu Allah
Seseorang kelihatan sedang mencuri buah apel di kebun Abu Wardah, ketika Abu Nawas dan Abu Wardah datang kesana. Abu Wardah langsung berteriak, "Pencuri, turun kau!"
"Siapa yang mencuri? Aku hamba Allah yang tengah mengambil apel milik Allah!" kata orang itu.
Tiba-tiba Abu Nawas mengambil kayu dan dipukulnya kearah orang itu. Orang itu berteriak, "Kenapa kau memukulku?"
"Aku menggunakan kayu Allah untuk memukul hamba Allah, apa salahnya?"
http://ngerayap.faa.im
Cerita Lucu Abu Nawas; Prinsip dan Tidak Prinsip
By
Ingua Mailia
Dated
3:28 PM
Suatu ketika, Abu Nawas shalat menghadap ke kiblat dengan sajadah yang arahnya terbalik. Sesudah shalat, orang-orang mengegur Abu Nawas karena kesalahan arah sajadah itu. Lalu Abu Nawas bertanya, "Apakah arah shalatku salah?"
"Tidak, hanya arah sajadah Anda yang salah!"
"Kalau begitu, tegur saja sajadahku. Jangan aku!"
Pasar Saja Tidak Tahu
Seorang rahib menghampiri Abu Nawas muda yang sedang bermain kelereng. Ia bertanya kepada Abu Nawas, "Hai nak, mana arah ke pasar?"
"Siapakah Anda? tanya Abu Nawas.
"Saya seorang rahib!"
"Apa itu rahib?" tanya Abu Nawas yang nampak asing dengan kata itu.
"Rahib adalah orang yang bertugas untuk membimbing manusia menuju surga."
"Bagaimana Anda membimbing manusia ke surga, kalau arah pasar saja Anda tidak tahu!"
Pameran Lukisan
Abu Nawas pernah berprofesi sebagai pelukis. Saat 50 lukisan telah diselesaikannya, ia bermaksud menyelenggarakan pameran lukisan di Balai Desa. Pameran itu dibuka oleh Kepala Desa dengan acara pemukulan bedug. Setelah dibuka, berbondong-bondong orang masuk ingin menyaksikan lukisan karya Abu Nawas. Namun betapa kagetnya, karena yang mereka lihat adalah sekumpulan lukisan yang dibungkus kain putih. Jadi mereka tidak bisa menikmati lukisan-lukisan itu, hanya bisa melihat kain putihnya saja.
Ketika ditanya kenapa dia melakukan itu, Abu Nawas menjawab "Sekarang ini banyak orang suka meniru. Kalau lukisan itu dibuka, saya takut sudah ditiru sebelum membeli!"
Siapa yang Bernama Saya
"Siapa yang belum makan?" tanya Abu Nawas pada segerombolan pengemis yang mendatanginya.
Secara serentak semua pengemis menjawab, "sayaaa...!"
"Baiklah, yang bernama 'saya' harap maju ke depan!"
Para pengemis itu heran, saling pandang lalu tiba-tiba berebut maju ke depan.
Kini Abu Nawas yang keheranan, "Apakah Anda semua bernama 'saya'?"
Karena takut tidak kebagian makanan, secara serempak mereka menjawab, "betuul!"
"Kalian pasti bohong, bagaimana mungkin nama kalian sama! Pasti diantara kalian ada yang bohong!"
Ketika diperiksa tanda pengenalnya, tidak ada satupun yang bernama "saya". "Lalu, siapa tadi yang belum makan?"
Kayu Allah
Seseorang kelihatan sedang mencuri buah apel di kebun Abu Wardah, ketika Abu Nawas dan Abu Wardah datang kesana. Abu Wardah langsung berteriak, "Pencuri, turun kau!"
"Siapa yang mencuri? Aku hamba Allah yang tengah mengambil apel milik Allah!" kata orang itu.
Tiba-tiba Abu Nawas mengambil kayu dan dipukulnya kearah orang itu. Orang itu berteriak, "Kenapa kau memukulku?"
"Aku menggunakan kayu Allah untuk memukul hamba Allah, apa salahnya?"
http://ngerayap.faa.im
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment